11 Macam Bungkusan Daun Pisang Tradisional Asli Indonesia. Familier?
Bungkusan Daun Pisang Tradisional – Kalau kamu tinggal di daerah atau sering belanja di pasar tradisional, pastinya familier!
Table of Contents
1. Pasti kamu hafal banget nih sama bungkusan ‘lontong’. Pakainya daun pisang persegi panjang yang digulung membentuk silinder dan disemat lidi bagian ujungnya
Lontong sering menggunakan bungkusan ini. Umumnya daun pisang digulung terlebih dahulu dan disemat lidi salah satu ujungnya, barulah beras yang udah dicuci dimasukkan, dipadatkan, lalu baru disemat ujung lainnya. Hasilnya berwarna lebih kehijauan dengan aroma yang lebih wangi.
2. Sama-sama digulung dan disemat lidi, namun bentuknya segi empat. Ini namanya bungkusan ‘lemper’
Aslinya, lemper adalah sebutan untuk salah satu jenis bungkusan daun. Cara membungkusnya pun berbeda dengan lontong. Kalau bungkusan lemper ini makanannya ditaruh di salah satu sisi sepotong daun pisang, lalu digulung ke arah tengah, lalu dipadatkan dan disemat dengan lidi. Biasanya digunakan untuk jajanan lemper dan arem-arem.
3. Nah, jenis bungkusan yang biasa digunakan untuk membungkus nasi di warung-warung juga familiar banget. Namanya bungkusan ‘tum’
Teknik ini sering digunakan karena relatif mudah, cepat, dan mampu menampung makanan yang mengandung cairan sehingga nggak mudah tumpah. Tum dibuat dengan daun pisang persegi yang kedua ujungnya dilipat ke atas dan disemat lidi. Sering digunakan untuk membungkus nasi, jongkong, garang asem, botok, gadon daging, pepes dan banyak lagi lainnya.
4. Bentuk ‘pincuk’ juga nggak kalah praktisnya. Kalau dilihat, bungkusan ini terlihat seperti pengki atau serok
Pincuk dibuat dari daun pisang berbentuk persegi yang dilipat menyerupai segitiga dan ujungnya disemat lidi. Selain untuk pecel, pincuk sering digunakan untuk sate, nasi langgi, nasi liwet, dan sebagainya. Karena ujung bawahnya yang runcing, pincuk nggak bisa berdiri dan harus dipegangi.
5. Bungkus ‘tempelang’ ini nggak butuh disemat lidi lagi, tinggal lipat sini lipat situ, beres!
Makanan diletakkan di tengah-tengah sepotong daun pisang, kemudian sisi kiri dan kanannya digulung hingga rapat. Ujung atas dan bawahnya lalu dilipat ke arah belakang. Nagasari, ketan urap, dan nasi kucing sering pakai bungkusan ini.
6. Pengganti mangkuk dengan daun pisang juga bisa, namanya bungkusan ‘takir’. Sering dipakai buat wadah kolak, bubur, dan makanan berkuah lainnya
Cara bikinnya agak rumit nih, kedua ujung lipatan harus disematkan lidi agar kokoh dan nggak tumpah saat diisi makanan.
7. Kelihatannya sih rumit, tapi cara buat bungkusan ‘sudi’ ini cukup praktis dan bisa jadi wadah jajanan pasar yang kecil-kecil kayak klepon, cenil, ongol-ongol, dan lain-lain
Sudi merupakan kombinasi unik dari bentuk bundar, limas, dan segiempat. Cara bikinnya, sepotong daun pisang dibentuk membulat lalu disemat sisinya dengan lidi. Kemudian ujung yang runcing ditekan ke arah dalam sehingga muncul segitiga seperti mangkuk. Selain buat wadah jajanan pasar, biasanya ada juga lo bungkusan sudi berukuran besar untuk wadah lauk berkat hajatan.
8. Kalau kamu pernah makan jajanan yang namanya kue celorot atau kue ‘pasung’, jenis bungkusannya menyerupai kerucut
Bentuk pasung atau ‘contong’ diperoleh dari daun pisang yang digunting berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran lalu digulung sehingga membentuk wadah kerucut memanjang. Biasanya bungkus ini diisi dengan adonan tepung beras, santan, dan gula merah sehingga menjadi kue pasung.
9. Hampir mirip dengan pasung, kalau bungkusan ‘pinjung’ bentuknya seperti piramida, jadi bagian ujungnya nggak dibiarkan terbuka
Nah, kalau pinjung ini memakai daun pisang persegi, kemudian dibentuk kerucut, lalu sisa daunnya diselipkan sebagai penutupnya. Makanan seperti botok, meniran, dan bunga rampai biasa dibungkus dengan cara dipinjung.
10. ‘Sumpil’ berbentuk segitiga dengan helai bagian bawah yang diselipkan ke dalam. Model lipatan ini biasa dipakai untuk membungkus lopis dan tempe
Menggunakan daun pisang persegi panjang. Lipat segitiga di bagian satu ujungnya, lalu isi dengan makanan. Gulung dengan cara melipat segitiga, ujung satunya lagi bisa disematkan lidi atau diselipkan saja. Sumpil digunakan untuk kue lopis, nagasari, bacang, tempe, atau lepat.
11. ‘Samir’ ini yang paling simpel dan super gampang. Tinggal gunting daun pisang berbentuk bulat lalu gunakan sebagai alas
Samir hanya berbentuk lembaran daun yang dibentuk lingkaran sesuai ukuran yang dibutuhkan. Seringnya digunakan sebagai alas kue ku. Sederhana banget memang, tapi berguna agar makanan nggak langsung menyentuh wadah. Atau bisa digunakan sebagai penutup.
Itulah ulasan dari beberapa jenis bungkusan daun pisang yang digunakan untuk membungkus makanan atau jajanan tradisional. Mungkin banyak diantara kamu yang asing atau baru pertama kali mendengarnya, tapi seenggaknya kamu sudah mau mengenal salah satu kearifan lokal yang menjadi tradisi khas Indonesia. Semoga di masa mendatang kita masih bisa menjumpai makanan tradisional yang dibungkus dengan bungkusan daun pisang ini, ya!
Abimanyu Travel BlogButuh rekomendasi tempat wisata menarik di Malang? Kamu bisa dapatkan disini. Info destinasi wisata, kuliner, serta tips traveling. Kamu juga bisa menemukan promo menarik dan kuis berhadiah dari Abimanyu.